Senin, 22 Desember 2014

Unsur-unsur Fiksionalitas dalam Prosa Fiksi dan Penerapannya

1.    Unsur-unsur fiksionalitas dalam prosa fiksi:
·         Tema
·         Alur/plot
·         Latar/setting
·         Tokoh dan penokohan
·         Gaya
·         Sudut pandang
·         Amanat

2.    Hubungan antar unsur tersebut
ü  Tema
Hartoko dan Rahmanto (dalam Nurgiyantoro, 2005:68), tema merupakan gagasan dasar yang merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung didalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan. Sedangkan menurut Aminuddin (1987 : 91), untuk memahami tema, pembaca terlebih dahulu harus memahami unsur-unsur signifikasi yang membangun suatu cerita menyimpulkan makna yang dikandungnya, serta mampu menghubungkannya dengan tujuan penciptaan pengarangnya.
Menurut Aminuddin (1987 : 92). Dalam upaya pemahaman tema, pembaca perlu memperhatikan beberapa langkah-langkah berikut :
1) Memahami setting dalam prosa yang dibaca.
2) Memahami penokohan dan perwatakan para pelaku dalam prosa fiksi yang dibaca
3) Memahami satuan peristiwa, pokok pikiran serta tahapan peristiwa dalam prosa fiksi yang dibaca
4) Memahami plot ataau alur cerita dalam prosa fiksi yang dibaca
5) Menghubungkan pokok-pokok pikiran yang satu dengan lainnya yang disimpulkan dari satuan –satuan peristiwa yang terpapar dalam suatu cerita
6) Menentukan sikap penyair terhadap pokok-pokok pikiran yang ditampilkan
7) Mengidentifikasi tujuan pengarang memaparkan ceritanya denan bertolak dari satuan pokok serta sikap pengarang terhadap pokok pikiran yang ditampilkan
8) Menafsirkan tema dalam cerita yang dibaca serta menyimpulkannya dalam satu dua kalimat yang diharapkan ide dasar cerita yang dipaparkan yang pengarangnya. 

ü Plot/Alur
Plot/Alur merupakan unsur cerita fiksi yang penting, bahkan tak sedikit orang yang menanggapinya sebagai yang terpenting diantara berbagai unsur cerita fiksi yang lain.
Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 113) mengemukakan bahwa Plot / Alur adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
Penampilan peristiwa demi peristiwa yang hanya mendasarkan diri pada urusan waktu saja belum merupakaan Plot. Agar menjadi sebuah Plot, peristiwa-peristiwa ini haruslah diolah dan disiasati secara kreatif, sehingga hasil pengolahan dan penyiasatannya itu sendiri merupakan suatu yang indah dan menarik, khususnya dalam kaitannya dengan karya fiksi yang bersangkutan secara keseluruhan.
Setiap cerita mempunyai plot yang merupakan satu kesatuan tindak. Menurut Nurgiyantoro (2005 : 153-163) plot dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis yang berbeda berdasarkan sudut-sudut tinjauan dan kriteria yaitu :
v    Berdasarkan kriteria urutan waktu
Urutan waktu yang dimaksud adalah waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi yang bersangkutan. Macam-macam plot berdasarkan urutan waktu yaitu :
1.      Plot maju atau lurus
2.      Plot mundur atau sorot balik
3.      Plot campuran

ü  Latar / Setting
Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 216) setting atau latar disebut juga sebagai landas tumpu, mengarah pada pengertian tempat, waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
Unsur latar setting atau dapat dibedakan dalam tiga unsur pokok, yaitu: (1) Latar tempat adalah menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. (2) Latar waktu adalah latar yang berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. (3) Latar sosial adalah latar yang menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi (Nurgiyantoro, 2005 : 227-233).
ü  Tokoh dan Penokohan
Peristiwa dalam karya fiksi seperti halnya peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, selalu diemban oleh tokoh atau pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang mengemban peristiwa mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh atau pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh. Sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut dengan penokohan (Aminuddin 1987 : 79).
Nurgiyantoro (2005: 176-194), menerangkan bahwa peran tokoh-tokoh cerita dalam sebuah karya fiksi dapat dibedakan kedalam beberapa jenis. Berdasarkan perbedaan sudut pandang dan tinjauan, seorang tokoh dapat dibedakan yakni :

Segi peranan
a) Tokoh Utama adalah tokoh yang diutamakan penceritanya dalam cerita pendek yang bersangkutan
b) Tokoh Tambahan adalah yang hanya melengkapi dalam bentuk konflik
2. Segi fungsi penampilan tokoh
a) Tokoh Protogonis adalah tokoh yang memerankan prilaku positif
b) Tokoh Antagonis adalah tokoh yang penyebab terjadinya konflik atau pelaku negatif
ü  Gaya
Aminuddin (1987:76) menerangkan bahwa gaya adalah cara seorang  pengarang menyampaikan gagasannya lewat media bahasa yang indah dan harmonis meliputi aspek-aspek : (1) pengarang, (2) ekspresi, (3) gaya bahasa. Sebab itulah ada pendapat yang menjelaskan bahwa gaya adalah orangnya atau pengarangnya karena lewat gaya kita dapat mengenal bagaimana sikap dan endapan pengetahuan, pengalaman dan gagasan pengarannya. Gaya erat kaitannya dengan ekspresi karena jika gaya adalah cara dan alat seorang pengarang untuk mewujudkan gagasannya, maka ekspresi adalah proses atau kegiatan perwujuadan itu sendiri. Sebab itulah gaya dapat juga disebut sebagai cara, teknik maupun bentuk pengekspresian suatu gagasan.
ü  Sudut Pandang (Point Of View)
Menurut Booth (dalam Nurgiyantoro, 2005:249) sudut pandang (point of view) merupakan teknik yang dipergunakan pengarang untuk menemukan dan menyampaikan makna karya artistiknya, untuk dapat sampai dan berhubungan dengan pembaca. Sedangkan menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005:248) Point of view adalah cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
Sudut pandang adalah cara atau pandangan yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya sastra (Abrams, 1981 : 142). Terdapat beberapa jenis sudat pandang.
ü  Amanat
Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat utama harus merujuk pada tema. Pesan moral lainnya dapat ditemukan tersebar dalam cerita.

3.    Contoh hubungan antar unsur tersebut
Suatu hari, salah satu teman Hou I menceritakan tentang “Pil Abadi” Hou I langsung mengirim utusannya untuk mendapatkan pil tersebut untuknya dari Ratu Barat.
Sang Ratu tinggal sendirian di atas sebuah gunung yang tinggi. Dia sangat jelek, giginya panjang dan tajam seperti harimau, dia juga memiliki sembilan buah ekor. Dia menghabiskan waktu membuat obat dari rumput, daun dan bunga. Pada awalnya, dia tidak ingin memberikan pil itu pada hamba Hou I. Ketika ia mengatakan siapa tuannya itu, ia menjadi takut. Dia cepat menyerahkan pil tersebut kepadanya.
“Katakan pada majikanmu bahwa pil ini sangat kuat?” Katanya. “Dia tidak boleh memakannya pada saat bulan purnama. Jika dia melakukannya, dia akan terbang langsung ke bulan.”
Hou I sangat senang mendapatkan pil tersebut. Istrinya menyimpannya di sebuah lemari di kamarnya. Suatu malam, saat ia menatap bulan purnama, ia tiba-tiba memutuskan untuk memakan pil tersebut. Tubuhnya terasa menjadi ringan dan injakannya meninggalkan tanah. Dia mulai mengambang di langit menuju bulan.
Ketika suaminya melihat kejadian tersebut, ia mencoba untuk menjatuhkannya dengan busur dan anak panah. Tapi dia sudah terlalu tinggi. Dalam waktu singkat, dia mendarat di bulan. Dia merasa sangat dingin dan kesepian. Dia pun memikirkan suaminya setiap hari dan ingin kembali padanya. Tapi tidak ada jalan bagi dia untuk melakukannya. Akhirnya, ia membangun sebuah rumah kecil di mana dia tinggal sendirian.

4.    Penjelasan dari contoh soal no.3

Tema:          Penyesalan Seorag Istri.
Dari kutipan “...Dia pun memikirkan suaminya setiap hari dan ingin kembali padanya. Tapi tidak ada jalan bagi dia untuk melakukannya. Akhirnya, ia membangun sebuah rumah kecil di mana dia tinggal sendirian.”

Alur/plot:   Maju
“...ia  membangun sebuah rumah kecil di mana ia tinggal sendirian... “ (disini dapat dijelaskan bahwa istri dari Hou I pada akhirnya tinggal di bulan akibat ulahnya sendiri yang telah lancang meminum pil dari Ratu Barat tanpa seizin suaminya dan ia menjadi Putri Bulan.)





Latar/setting:
Tempat
“Di atas sebuah gunung yang tinggi...” (kalimat tersebut menjelaskan tempat tiggal Ratu Barat yang terletak di atas gunung yang tinggi).
“...lemari di dalam kamarnya...” (menjelaskan bagian dari rumah Hou I dan Istrinya).
“...mendarat di bulan...” (bulan salah satu bagian tata surya yang pada cerita ini menjadi tempat tinggal istri Hou I)
Waktu
Suatu hari...” (dari dua kata tersebut dapat menunjukkan waktu terjadinya kisah Putri Bulan walaupun tidak secara jelas).
“Suatu malam...” (dua kata tersebut juga menjelaskan waktu dalam cerpen tersebut)
Sosial
“...mengirim utusannya...” (dari kata tersebut seperti sebuah titah raja kepada anak buahnya yang disebut utusan)

Tokoh dan penokohan
Tokoh
Hou I
Istrinya
Ratu Barat

Penokohan
Hou I:
Pemimpin dalam kutipan “ Hou I langsung mengirim uusannya”
Peduli dalam kutipan “Ketika suaminya melihat kejadian tersebut, ia mencoba untuk menjatuhkannya dengan busur dan anak panah...”
Istri Hou I:
Egois dalam kutipan  “...saat ia menatap bulan purnama, ia tiba-tiba memutuskan untuk memakan pil tersebut...”
Ratu Barat :
Keras dalam kutipan “Dia sangat jelek, giginya panjang dan tajam seperti harimau, dia juga memiliki sembilan buah ekor.”
Penakut dalam kutipan “Pada awalnya, dia tidak ingin memberikan pil itu pada hamba Hou I. Ketika ia mengatakan siapa tuannya itu, ia menjadi takut. Dia cepat menyerahkan pil tersebut kepadanya.”

Gaya:                      dari keseluruhannya cerpen tersebut dapat disimpulkan pengarang menggunakan diksi yang denotatif, sebab kalimat-kalimat yang ada mudah untuk dicerna oleh pembaca.
Sudut pandang:
Orang pertama pelaku utama (Hou I) dalam kutipan “...Hou I langsung mengirim utusannya...”

Amanat:    Tidak sepantasnya sebagai seorang istri bersikap semaunya kepada suaminya,   dengan lancang mengambil barang tanpa izin.
Seperti pada kutipan “...saat ia menatap bulan purnama, ia tiba-tiba memutuskan untuk memakan pil tersebut...”

Unsur-unsur Fiksionalitas dalam Prosa Fiksi dan Penerapannya

1.    Unsur-unsur fiksionalitas dalam prosa fiksi:
·         Tema
·         Alur/plot
·         Latar/setting
·         Tokoh dan penokohan
·         Gaya
·         Sudut pandang
·         Amanat

2.    Hubungan antar unsur tersebut
ü  Tema
Hartoko dan Rahmanto (dalam Nurgiyantoro, 2005:68), tema merupakan gagasan dasar yang merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung didalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan. Sedangkan menurut Aminuddin (1987 : 91), untuk memahami tema, pembaca terlebih dahulu harus memahami unsur-unsur signifikasi yang membangun suatu cerita menyimpulkan makna yang dikandungnya, serta mampu menghubungkannya dengan tujuan penciptaan pengarangnya.
Menurut Aminuddin (1987 : 92). Dalam upaya pemahaman tema, pembaca perlu memperhatikan beberapa langkah-langkah berikut :
1) Memahami setting dalam prosa yang dibaca.
2) Memahami penokohan dan perwatakan para pelaku dalam prosa fiksi yang dibaca
3) Memahami satuan peristiwa, pokok pikiran serta tahapan peristiwa dalam prosa fiksi yang dibaca
4) Memahami plot ataau alur cerita dalam prosa fiksi yang dibaca
5) Menghubungkan pokok-pokok pikiran yang satu dengan lainnya yang disimpulkan dari satuan –satuan peristiwa yang terpapar dalam suatu cerita
6) Menentukan sikap penyair terhadap pokok-pokok pikiran yang ditampilkan
7) Mengidentifikasi tujuan pengarang memaparkan ceritanya denan bertolak dari satuan pokok serta sikap pengarang terhadap pokok pikiran yang ditampilkan
8) Menafsirkan tema dalam cerita yang dibaca serta menyimpulkannya dalam satu dua kalimat yang diharapkan ide dasar cerita yang dipaparkan yang pengarangnya. 

ü Plot/Alur
Plot/Alur merupakan unsur cerita fiksi yang penting, bahkan tak sedikit orang yang menanggapinya sebagai yang terpenting diantara berbagai unsur cerita fiksi yang lain.
Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 113) mengemukakan bahwa Plot / Alur adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
Penampilan peristiwa demi peristiwa yang hanya mendasarkan diri pada urusan waktu saja belum merupakaan Plot. Agar menjadi sebuah Plot, peristiwa-peristiwa ini haruslah diolah dan disiasati secara kreatif, sehingga hasil pengolahan dan penyiasatannya itu sendiri merupakan suatu yang indah dan menarik, khususnya dalam kaitannya dengan karya fiksi yang bersangkutan secara keseluruhan.
Setiap cerita mempunyai plot yang merupakan satu kesatuan tindak. Menurut Nurgiyantoro (2005 : 153-163) plot dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis yang berbeda berdasarkan sudut-sudut tinjauan dan kriteria yaitu :
v    Berdasarkan kriteria urutan waktu
Urutan waktu yang dimaksud adalah waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi yang bersangkutan. Macam-macam plot berdasarkan urutan waktu yaitu :
1.      Plot maju atau lurus
2.      Plot mundur atau sorot balik
3.      Plot campuran

ü  Latar / Setting
Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 216) setting atau latar disebut juga sebagai landas tumpu, mengarah pada pengertian tempat, waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
Unsur latar setting atau dapat dibedakan dalam tiga unsur pokok, yaitu: (1) Latar tempat adalah menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. (2) Latar waktu adalah latar yang berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. (3) Latar sosial adalah latar yang menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi (Nurgiyantoro, 2005 : 227-233).
ü  Tokoh dan Penokohan
Peristiwa dalam karya fiksi seperti halnya peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, selalu diemban oleh tokoh atau pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang mengemban peristiwa mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh atau pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh. Sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut dengan penokohan (Aminuddin 1987 : 79).
Nurgiyantoro (2005: 176-194), menerangkan bahwa peran tokoh-tokoh cerita dalam sebuah karya fiksi dapat dibedakan kedalam beberapa jenis. Berdasarkan perbedaan sudut pandang dan tinjauan, seorang tokoh dapat dibedakan yakni :

Segi peranan
a) Tokoh Utama adalah tokoh yang diutamakan penceritanya dalam cerita pendek yang bersangkutan
b) Tokoh Tambahan adalah yang hanya melengkapi dalam bentuk konflik
2. Segi fungsi penampilan tokoh
a) Tokoh Protogonis adalah tokoh yang memerankan prilaku positif
b) Tokoh Antagonis adalah tokoh yang penyebab terjadinya konflik atau pelaku negatif
ü  Gaya
Aminuddin (1987:76) menerangkan bahwa gaya adalah cara seorang  pengarang menyampaikan gagasannya lewat media bahasa yang indah dan harmonis meliputi aspek-aspek : (1) pengarang, (2) ekspresi, (3) gaya bahasa. Sebab itulah ada pendapat yang menjelaskan bahwa gaya adalah orangnya atau pengarangnya karena lewat gaya kita dapat mengenal bagaimana sikap dan endapan pengetahuan, pengalaman dan gagasan pengarannya. Gaya erat kaitannya dengan ekspresi karena jika gaya adalah cara dan alat seorang pengarang untuk mewujudkan gagasannya, maka ekspresi adalah proses atau kegiatan perwujuadan itu sendiri. Sebab itulah gaya dapat juga disebut sebagai cara, teknik maupun bentuk pengekspresian suatu gagasan.
ü  Sudut Pandang (Point Of View)
Menurut Booth (dalam Nurgiyantoro, 2005:249) sudut pandang (point of view) merupakan teknik yang dipergunakan pengarang untuk menemukan dan menyampaikan makna karya artistiknya, untuk dapat sampai dan berhubungan dengan pembaca. Sedangkan menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2005:248) Point of view adalah cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
Sudut pandang adalah cara atau pandangan yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya sastra (Abrams, 1981 : 142). Terdapat beberapa jenis sudat pandang.
ü  Amanat
Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat utama harus merujuk pada tema. Pesan moral lainnya dapat ditemukan tersebar dalam cerita.

3.    Contoh hubungan antar unsur tersebut
Suatu hari, salah satu teman Hou I menceritakan tentang “Pil Abadi” Hou I langsung mengirim utusannya untuk mendapatkan pil tersebut untuknya dari Ratu Barat.
Sang Ratu tinggal sendirian di atas sebuah gunung yang tinggi. Dia sangat jelek, giginya panjang dan tajam seperti harimau, dia juga memiliki sembilan buah ekor. Dia menghabiskan waktu membuat obat dari rumput, daun dan bunga. Pada awalnya, dia tidak ingin memberikan pil itu pada hamba Hou I. Ketika ia mengatakan siapa tuannya itu, ia menjadi takut. Dia cepat menyerahkan pil tersebut kepadanya.
“Katakan pada majikanmu bahwa pil ini sangat kuat?” Katanya. “Dia tidak boleh memakannya pada saat bulan purnama. Jika dia melakukannya, dia akan terbang langsung ke bulan.”
Hou I sangat senang mendapatkan pil tersebut. Istrinya menyimpannya di sebuah lemari di kamarnya. Suatu malam, saat ia menatap bulan purnama, ia tiba-tiba memutuskan untuk memakan pil tersebut. Tubuhnya terasa menjadi ringan dan injakannya meninggalkan tanah. Dia mulai mengambang di langit menuju bulan.
Ketika suaminya melihat kejadian tersebut, ia mencoba untuk menjatuhkannya dengan busur dan anak panah. Tapi dia sudah terlalu tinggi. Dalam waktu singkat, dia mendarat di bulan. Dia merasa sangat dingin dan kesepian. Dia pun memikirkan suaminya setiap hari dan ingin kembali padanya. Tapi tidak ada jalan bagi dia untuk melakukannya. Akhirnya, ia membangun sebuah rumah kecil di mana dia tinggal sendirian.

4.    Penjelasan dari contoh soal no.3

Tema:          Penyesalan Seorag Istri.
Dari kutipan “...Dia pun memikirkan suaminya setiap hari dan ingin kembali padanya. Tapi tidak ada jalan bagi dia untuk melakukannya. Akhirnya, ia membangun sebuah rumah kecil di mana dia tinggal sendirian.”

Alur/plot:   Maju
“...ia  membangun sebuah rumah kecil di mana ia tinggal sendirian... “ (disini dapat dijelaskan bahwa istri dari Hou I pada akhirnya tinggal di bulan akibat ulahnya sendiri yang telah lancang meminum pil dari Ratu Barat tanpa seizin suaminya dan ia menjadi Putri Bulan.)





Latar/setting:
Tempat
“Di atas sebuah gunung yang tinggi...” (kalimat tersebut menjelaskan tempat tiggal Ratu Barat yang terletak di atas gunung yang tinggi).
“...lemari di dalam kamarnya...” (menjelaskan bagian dari rumah Hou I dan Istrinya).
“...mendarat di bulan...” (bulan salah satu bagian tata surya yang pada cerita ini menjadi tempat tinggal istri Hou I)
Waktu
Suatu hari...” (dari dua kata tersebut dapat menunjukkan waktu terjadinya kisah Putri Bulan walaupun tidak secara jelas).
“Suatu malam...” (dua kata tersebut juga menjelaskan waktu dalam cerpen tersebut)
Sosial
“...mengirim utusannya...” (dari kata tersebut seperti sebuah titah raja kepada anak buahnya yang disebut utusan)

Tokoh dan penokohan
Tokoh
Hou I
Istrinya
Ratu Barat

Penokohan
Hou I:
Pemimpin dalam kutipan “ Hou I langsung mengirim uusannya”
Peduli dalam kutipan “Ketika suaminya melihat kejadian tersebut, ia mencoba untuk menjatuhkannya dengan busur dan anak panah...”
Istri Hou I:
Egois dalam kutipan  “...saat ia menatap bulan purnama, ia tiba-tiba memutuskan untuk memakan pil tersebut...”
Ratu Barat :
Keras dalam kutipan “Dia sangat jelek, giginya panjang dan tajam seperti harimau, dia juga memiliki sembilan buah ekor.”
Penakut dalam kutipan “Pada awalnya, dia tidak ingin memberikan pil itu pada hamba Hou I. Ketika ia mengatakan siapa tuannya itu, ia menjadi takut. Dia cepat menyerahkan pil tersebut kepadanya.”

Gaya:                      dari keseluruhannya cerpen tersebut dapat disimpulkan pengarang menggunakan diksi yang denotatif, sebab kalimat-kalimat yang ada mudah untuk dicerna oleh pembaca.
Sudut pandang:
Orang pertama pelaku utama (Hou I) dalam kutipan “...Hou I langsung mengirim utusannya...”

Amanat:    Tidak sepantasnya sebagai seorang istri bersikap semaunya kepada suaminya,   dengan lancang mengambil barang tanpa izin.
Seperti pada kutipan “...saat ia menatap bulan purnama, ia tiba-tiba memutuskan untuk memakan pil tersebut...”


Hierarki Bahasa

Hierarki adalah urutan tingkatan dari yag terbesar hingga yang terkecil ataupun sebaliknya
Bahasa adalah kata yg digunakan untuk menghubungkan bagian ujaran 
Hal yang kita ujarkan biasanya berupa kalimat tetapi dalam morfologi hierarki bahasa yang dibahas dari ujaran bukan kalimat merupakan sebuah kata gramatikal atau kata yang mendapatkan afiksasi
Jadi dapat disimpulkan hierarki bahasa adalah urutan tingkatan suatu kata dari unsur-unsur yang kompleks menjadi unsur yang sederhana

CONTOH :
            Berperikemanusiaan
 
          Ber + perikemanusiaan
                       
        Peri + kemanusiaan
                          
                        Ke-an + manusia